Lagi, putra Mesuji yang berhasil menorehkan prestasinya melalui bidang sastra. Fajar, yang berhasil menyelesaikan sebuah novel yang syarat dengan makna. Novel tersebut berjudul "Maafkan Aku, Kuala Mesuji".
Fajar, sang penulis menuturkan, ia
menulis perjuangan seorang wanita bernama Lin, eks wanita tunasusila
yang kemudian tersesat karena dibegal. Lin tenggelam, hanyut, dan
akhirnya terdampar di Kuala Mesuji.
Di tempat itu seorang pemuda nelayan bernama Jebat menyelamatkannya.
Lin lalu menghibahkan dan mengabdikan diri di sekolah terapung di sana.
Ia ingin membangkitkan semangat anak-anak dan masyarakat Kuala Mesuji.
“SDS Kuala Mesuji Kabupaten Mesuji adalah potret buram eforia
pemekaran wilayah, sehingga berdampak terhadap nasib anak-anak di sana.
Ini adalah tanggung jawab kita untuk melakukan sesuatu, pemerintah
maupun masyarakat,” katanya.
Coni C Sema, praktisi teater dan penulis Teater Lakon mengatakan,
anak-anak di tempat itu punya hak yang sama dengan anak-anak di tempat
lain, untuk mengenyam pendidikan.
“Mereka berhak mendapatkan pendidikan yang hikmat dan nyaman. Ayo,
kita luangkan waktu, tenaga, dan materi untuk anak-anak Kuala Mesuji,”.
Sumber : Ragam Lampung
0 komentar:
Posting Komentar